Pengertian Cultural Shock
Normal rasanya untuk mengalami
kesulitan saat kamu harus beradaptasi dengan lingkungan baru, apalagi jika
lingkungan itu di luar negeri, jauh berbeda dari segala norma dan budaya yang
sudah kamu kenal sejak lahir. Culture shock biasanya dialami mereka yang tidak
bisa nyaman menempatkan dirinya di tempat yang baru. Mereka merasa kesepian,
depresi dan ketidak-puasan terhadap lingkungan barunya.
Secara definisi Culture Shock
adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan jaman dan wawasan
yang makin berkembang ini biasanya terjadi pada orang-orang yang secara
tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Sangat wajar,
apabila seseorang yang masuk dalam lingkungan budaya baru mengalami kesulitan
dan tekanan mental.
Istilah "culture shock"
pertama kali diperkenalkan oleh Oberg (1960) untuk menggambarkan respon yang
mendalam dan negatif dari depresi, frustasi, dan disorientasi yang dialami oleh
orang-orang yang hidup dalam suatu lingkungan budaya yang baru. Istilah ini
menyatakan ketiadaan arah, merasa tidak mengetahui harus berbuat apa atau
bagaimana mengerjakan segala sesuatu di lingkungan yang baru, dan tidak
mengetahui apa yang tidak sesuai atau sesuai (Dayaksini, 2004).
Tingkat-tingkat Culture shock
(u-curve)
Meskipun ada berbagai variasi
reqaksi terhadap culture hock, dan perbedaan jangka waktu penyesuaian diri,
sebagian besar literatur menyatakan bahwa orang biasanya melewati 4 tingkatan
culture shock. Keempat tingkatan ini dapat digambarkan dalam bentuk kurva u,
sehingga disebut u-curve.
Fase optimistic, fase pertama yang
digambarkan berada pada bagian kiri atas dari kurva U. fase ini berisi
kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai antisipasi individu
sebelum memasuki budaya baru
Masalah cultural, fase kedua di
mana maslah dengan lingkungan baru mulai berkembang, misalnya karena kesulitan
bahasa, system lalu lintas baru, sekolah baru, dll. Fase ini biasanya ditandai
dengan rasa kecewa dan ketidakpuasan. Ini adalah periode krisis daalm culture
shock. Orang menjadi bingung dan tercengan dengan sekitarnya, dan dapat menjadi
frustasi dan mudah tersinggung, bersikap permusuhan, mudah marah, tidak
sabaran, dan bahkan menjadi tidak kompeten.
Fase recovery, fase ketiga dimana
orang mulai mengerti mengenai budaya barunya. Pada tahap ini, orang secara
bertahap membuat penyesuaian dan perubahan dalam caranya menanggulangi budaya
baru. Orang-orang dan peristiwa dalam lingkungan baru mulai dapat terprediksi
dan tidak terlalu menekan.
Fase penyesuaian, fase terakhir,
pada puncak kanan U, orang telah mengertpi elemen kunci dari budaya barunya
(nilai-nilai, adapt khusus, pola keomunikasi, keyakinan, dll). Kemampuan untuk
hidup dalam 2 budaya yang berbeda, biasanya uga disertai dengan rasa puas dan
menikmati. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa, untuk dapat hidup dalam 2
budaya tersebut, seseorang akan perlu beradaptasi kembali dengan budayanya
terdahulu, dan memunculkan gagasan tentang W curve, yaitu gabungan dari 2 U
curve.
Culture Shock di Lingkungan
Mahasiswa
Kadang memang kita sulit menentukan
harus tinggal dimana, dalam kasus ini untuk mengejar impian kita harus memilih
Universitas yang berkualitas dan salah satu kampus swastas terbaik yaitu
Universitas Gunadarma. Maka dari itu banyak sekali mahasiswa rantau dari
berbagai daerah, ada yang dari jambi, ambon,
Maluku, bahkan ternate.
Dalam kasus ini saya mempunyai
teman yang berasal dari Maluku, banyak sekali perbedaan yang kita miliki dari
segi bahasa, kebiasaan, budaya, bahkan bahasa.
Adaptasi sangat dibutuhkan bagi
kami untuk mengenal dia dan memahaminya. Bahkan saya pernah mendapati dia tidak
tau arah jalan pulang saat berada di suatu tempat :D
Dapat saya simpulkan bahwa Cultural
shock yang terdapat pada lingkungan Mahasiswa adalah :
- Penggunaan bahasa yang berbeda.
- Budaya yang berbeda.
- Kurang percaya diri.
- Perbedaan tempat tinggal.
- Perbedaan makanan dan minuman.
Culture Shock di Lingkungan
Masyarakat
Adapun pengalaman pribadi saya
mengenai perbedaan yang terdapat di Jawa Timur dengan di sini.
- Yang pertama mengenai bahasa, kita semua tau bahwa penggunaan bahasa yang terdapat di Jawa Timur adalah Bahasa Jawa. Sedangkan disini menggunakan Bahasa Indonesia.
- Makanan. Makanan di Jawa Timur terkenal akan rempah rempah dan kelezatan yang tidak akan kita dapati disini karena mayoritas makanan yang ada disini yaitu masakan cepat saji dan kurang sehat dibandingkan di sana.
- Transportasi. Sering kali kita melihat betapa padatnya jalan yang ada di sini, kemana mana selalu dihiasi dengan kemacetan. Berbeda dengan disana, lalu lintas sangat renggang, bahkan dalam ruas jalan yang begitu luas hanya ada satu atau dua mobil yang melintas disana.
Kesimpulan :
Ya tentu kita tau betapa sulitnya beradaptasi
di suatu tempat yang belum kita ketahui, terutama perbedaan bahasa sering kali
menjadi ajang kesalahpahaman karena tidak mengerti makna dari bahasa tersebut
secara mendalam. Budayapun juga sangat berbeda dari suatu tempat ke tempat
lain. Maka dari itu kunci dari suatu kesepahaman yaitu saling mengerti dan juga
beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
https://www.kompasiana.com/mulyanii/apa-itu-culture-shock_551a2232a33311971fb6591c