Rabu, 06 Juni 2018

Cultural Shock dan Pengalaman Pribadi


Pengertian Cultural Shock
Normal rasanya untuk mengalami kesulitan saat kamu harus beradaptasi dengan lingkungan baru, apalagi jika lingkungan itu di luar negeri, jauh berbeda dari segala norma dan budaya yang sudah kamu kenal sejak lahir. Culture shock biasanya dialami mereka yang tidak bisa nyaman menempatkan dirinya di tempat yang baru. Mereka merasa kesepian, depresi dan ketidak-puasan terhadap lingkungan barunya.
Secara definisi Culture Shock adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan jaman dan wawasan yang makin berkembang ini biasanya terjadi pada orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Sangat wajar, apabila seseorang yang masuk dalam lingkungan budaya baru mengalami kesulitan dan tekanan mental.
Istilah "culture shock" pertama kali diperkenalkan oleh Oberg (1960) untuk menggambarkan respon yang mendalam dan negatif dari depresi, frustasi, dan disorientasi yang dialami oleh orang-orang yang hidup dalam suatu lingkungan budaya yang baru. Istilah ini menyatakan ketiadaan arah, merasa tidak mengetahui harus berbuat apa atau bagaimana mengerjakan segala sesuatu di lingkungan yang baru, dan tidak mengetahui apa yang tidak sesuai atau sesuai (Dayaksini, 2004).

Tingkat-tingkat Culture shock (u-curve)
Meskipun ada berbagai variasi reqaksi terhadap culture hock, dan perbedaan jangka waktu penyesuaian diri, sebagian besar literatur menyatakan bahwa orang biasanya melewati 4 tingkatan culture shock. Keempat tingkatan ini dapat digambarkan dalam bentuk kurva u, sehingga disebut u-curve.
Fase optimistic, fase pertama yang digambarkan berada pada bagian kiri atas dari kurva U. fase ini berisi kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai antisipasi individu sebelum memasuki budaya baru
Masalah cultural, fase kedua di mana maslah dengan lingkungan baru mulai berkembang, misalnya karena kesulitan bahasa, system lalu lintas baru, sekolah baru, dll. Fase ini biasanya ditandai dengan rasa kecewa dan ketidakpuasan. Ini adalah periode krisis daalm culture shock. Orang menjadi bingung dan tercengan dengan sekitarnya, dan dapat menjadi frustasi dan mudah tersinggung, bersikap permusuhan, mudah marah, tidak sabaran, dan bahkan menjadi tidak kompeten.
Fase recovery, fase ketiga dimana orang mulai mengerti mengenai budaya barunya. Pada tahap ini, orang secara bertahap membuat penyesuaian dan perubahan dalam caranya menanggulangi budaya baru. Orang-orang dan peristiwa dalam lingkungan baru mulai dapat terprediksi dan tidak terlalu menekan.
Fase penyesuaian, fase terakhir, pada puncak kanan U, orang telah mengertpi elemen kunci dari budaya barunya (nilai-nilai, adapt khusus, pola keomunikasi, keyakinan, dll). Kemampuan untuk hidup dalam 2 budaya yang berbeda, biasanya uga disertai dengan rasa puas dan menikmati. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa, untuk dapat hidup dalam 2 budaya tersebut, seseorang akan perlu beradaptasi kembali dengan budayanya terdahulu, dan memunculkan gagasan tentang W curve, yaitu gabungan dari 2 U curve.

Culture Shock di Lingkungan Mahasiswa
Kadang memang kita sulit menentukan harus tinggal dimana, dalam kasus ini untuk mengejar impian kita harus memilih Universitas yang berkualitas dan salah satu kampus swastas terbaik yaitu Universitas Gunadarma. Maka dari itu banyak sekali mahasiswa rantau dari berbagai daerah, ada yang dari jambi, ambon,  Maluku, bahkan ternate.
Dalam kasus ini saya mempunyai teman yang berasal dari Maluku, banyak sekali perbedaan yang kita miliki dari segi bahasa, kebiasaan, budaya, bahkan bahasa.
Adaptasi sangat dibutuhkan bagi kami untuk mengenal dia dan memahaminya. Bahkan saya pernah mendapati dia tidak tau arah jalan pulang saat berada di suatu tempat :D
Dapat saya simpulkan bahwa Cultural shock yang terdapat pada lingkungan Mahasiswa adalah :
  • Penggunaan bahasa yang berbeda.
  • Budaya yang berbeda.
  • Kurang percaya diri.
  • Perbedaan tempat tinggal.
  • Perbedaan makanan dan minuman.


Culture Shock di Lingkungan Masyarakat
Adapun pengalaman pribadi saya mengenai perbedaan yang terdapat di Jawa Timur dengan di sini. 
  1. Yang pertama mengenai bahasa, kita semua tau bahwa penggunaan bahasa yang terdapat di Jawa Timur adalah Bahasa Jawa. Sedangkan disini menggunakan Bahasa Indonesia.
  2. Makanan. Makanan di Jawa Timur terkenal akan rempah rempah dan kelezatan yang tidak akan kita dapati disini karena mayoritas makanan yang ada disini yaitu masakan cepat saji dan kurang sehat dibandingkan di sana.
  3. Transportasi. Sering kali kita melihat betapa padatnya jalan yang ada di sini, kemana mana selalu dihiasi dengan kemacetan. Berbeda dengan disana, lalu lintas sangat renggang, bahkan dalam ruas jalan yang begitu luas hanya ada satu atau dua mobil yang melintas disana.


Kesimpulan :
Ya tentu kita tau betapa sulitnya beradaptasi di suatu tempat yang belum kita ketahui, terutama perbedaan bahasa sering kali menjadi ajang kesalahpahaman karena tidak mengerti makna dari bahasa tersebut secara mendalam. Budayapun juga sangat berbeda dari suatu tempat ke tempat lain. Maka dari itu kunci dari suatu kesepahaman yaitu saling mengerti dan juga beradaptasi dengan lingkungan tersebut.

https://www.kompasiana.com/mulyanii/apa-itu-culture-shock_551a2232a33311971fb6591c

Jumat, 27 April 2018

Penjelasan Tentang Syntax Python


  • LAPORAN AKHIR



Mata Praktikum              : Algoritma dan Pemrograman 2A

Kelas                               : 1IA15

Praktikum ke-                 : -

Tanggal                           : 11 April 2018

Materi                             : Membuat Program Python.

NPM                               : -

Nama                               : Panca Muhammad Yusuf
   
Ketua Asisten                  :

Paraf Asisten                   :

Nama Asisten                  :

Jumlah Lembar               : 11 Lembar



UNIVERSITAS GUNADARMA
2018


LISTING PROGRAM 1.
mahasiswa=[];

def show_menu():
    print "\n"
    print "      Menu      "
    print "[1] Show Data"
    print "[2] Insert Data"
    print "[3] Edit Data"
    print "[4] Delete Data"
    print "[5] Exit"

    menu = input("Pilih Menu > ")
    print "\n"

    if menu==1:
        show_data()
    elif menu==2:
        insert_data()
    elif menu==3:
        edit_data()
    elif menu==4:
        delete_data()
    elif menu==5:
        exit()
    else :
        print "Tidak Ada Pilihan Tersebut!!!"
    return show_menu()
   
def show_data():
    if len(mahasiswa) <= 0 :
        print "Belum ada Data"
    else :
        for indeks in range(len(mahasiswa)) :
            print "[%d]%s"%(indeks,mahasiswa[indeks])

def insert_data():
    mahasiswa_baru = raw_input("Nama : ")
    mahasiswa.append(mahasiswa_baru)

def edit_data():
    show_data()
    indeks = input("Inputkan ID mahasiswa : ")
    if(indeks > len(mahasiswa)) :
        print "ID Salah"
    else :
        mahasiswa_baru = raw_input("Nama : ")
        mahasiswa[indeks] = mahasiswa_baru

def delete_data():
    show_data()
    indeks = input("Inputkan ID mahasiswa : ")
    if(indeks > len(mahasiswa)) :
        print "ID Salah"
    else :
        mahasiswa.remove(mahasiswa[indeks])

if __name__ == "__main__":
    show_menu()



LOGIKA PROGRAM
  • Pertama, buka  python idle, lalu ketikan syntax tersebut pada software tersebut. Gunakan python versi 2.7



  •         Deskripsi Syntax Yang DI Gunakan :

Syntax
Logika Program
mahasiswa=[];
Untuk mendeklarasikan suatu variable bernama mahasiswa bertipe data String.
def show_menu():
Untuk mendeklarasikan fungsi yang bernama show_menu().
    print "\n"
Untuk mencetak baris baru.
    print "      Menu      "
Untuk mencetak tulisan “Menu” bertipe data String.
    print "[1] Show Data"
Untuk mencetak tulisan “[1] Show Data” bertipe data String
    print "[2] Insert Data"
Untuk mencetak tulisan “[2] Insert Data” bertipe data String
    print "[3] Edit Data"
Untuk mencetak tulisan “[3] Edit Data” bertipe data String
    print "[4] Delete Data"
Untuk mencetak tulisan “[4] Delete Data” bertipe data String
    print "[5] Exit"
Untuk mencetak tulisan “[5] Exit” bertipe data String
    menu = input("Pilih Menu > ")
Untuk mendeklarasikan variable menu dan menginputkan suatu nilai kedalam variable menu.
    print "\n"
Untuk mencetak baris baru.
    if menu==1:
Jika nilai variable menu sama dengan 1 (satu).
        show_data()
Memanggil fungsi show_data().
    elif menu==2:
Jika nilai variable menu sama dengan 2 (dua).
        insert_data()
Memanggil fungsi insert_data().
    elif menu==3:
Jika nilai variable menu sama dengan 3 (tiga).
        edit_data()
Memanggil fungsi edit_data().
    elif menu==4:
Jika nilai variable menu sama dengan 4 (empat).
        delete_data()
Memanggil fungsi delete_data().
    elif menu==5:
Jika nilai variable menu sama dengan 5 (lima).
        exit()
Memanggil fungsi exit().
    else :
Jika kondisi tidak memenuhi, akan menjalankan block program setelah else.
        print "Tidak Ada Pilihan Tersebut!!!"
Untuk mencetak tulisan “Tidak Ada Pilihan Tersebut!!!” bertipe data String.
    return show_menu()
Unttu mengembalikan nilai awal pada show_menu().
def show_data():
Untuk mendeklarasikan fungsi yang bernama show_data().
    if len(mahasiswa) <= 0 :
Jika panjang nilai array kurang dari sama dengan 0 (nol).
        print "Belum ada Data"
Untuk mencetak “Belum ada Data”
    else :
Jika kondisi tidak memenuhi, akan menjalankan block program setelah else.
        for indeks in range(len(mahasiswa)) :
Untuk indeks yang memiliki panjang dari suatu nilai variable mahasiswa.
            Print "[%d]%s"%(indeks,mahasiswa[indeks])
Untuk mencetak array mahasiswa[indeks] yang kemudia akan disimpan pada variable index.
def insert_data():
Untuk mendeklarasikan fungsi yang bernama insert_data().
    mahasiswa_baru = raw_input("Nama : ")
Untuk membuat suatu variable yang bernama mahasiswa_baru sekaligus untuk menginputkan suatu nilai (nama) kedalam variable mahasiswa_baru bertipe data String.
    mahasiswa.append(mahasiswa_baru)
Untuk menambahkan suatu nilai yang telah di inputkan ke dalam array mahasiswa.
def edit_data():
Untuk mendeklarasikan fungsi yang bernama edit_data().
    show_data()
Memanggil fungsi show_data().
    indeks = input("Inputkan ID mahasiswa : ")
Untuk membuat suatu variable yang bernama indeks sekaligus untuk menginputkan suatu nilai kedalam variable indeks bertipe data String.
    if(indeks > len(mahasiswa)) :
Jika nilai variable index lebih panjang dari nilai variable mahasiswa.
        print "ID Salah"
Untuk mencetak “ID Salah”.
    else :
Jika kondisi tidak memenuhi, akan menjalankan block program setelah else.
        mahasiswa_baru = raw_input("Nama : ")
Untuk membuat suatu variable yang bernama mahasiswa_baru sekaligus untuk menginputkan suatu nilai (nama) kedalam variable mahasiswa_baru bertipe data String.
        mahasiswa[indeks] = mahasiswa_baru
Data yang telah diinput pada variable mahasiswa_baru akan di simpan kedalam array yang bernama mahasiswa.
def delete_data():
Untuk mendeklarasikan fungsi yang bernama delete_data().
    show_data()
Memanggil fungsi show_data().
    indeks = input("Inputkan ID mahasiswa : ")
Untuk membuat suatu variable yang bernama indeks sekaligus untuk menginputkan suatu nilai kedalam variable indeks bertipe data String.
    if(indeks > len(mahasiswa)) :
Jika nilai variable index lebih panjang dari nilai variable mahasiswa.
        print "ID Salah"
Untuk mencetak “ID Salah”.
    else :
Jika kondisi tidak memenuhi, akan menjalankan block program setelah else.
        mahasiswa.remove(mahasiswa[indeks])
Nilai yang berada pada variable indeks mahasiswa akan di hapus.
if __name__ == "__main__":
Untuk mengulang ngulang suatu statement sampai statement tersebut di paksakan berhenti.
    show_menu()
Memanggil fungsi show_menu().

Output :
Untuk menjalankan tekan F5




Jumat, 20 April 2018

Kebijakan Bank Indonesia


Bank Indonesia

Nilai Nilai Kepercayaan dan Harapan
Sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Bahkan, Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2018 dapat tumbuh di kisaran 5,1% hingga 5,5%. Namun, tahun ini Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada di angka 5,1%, lebih rendah dibandingkan target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 yang sebesar 5,2%.

Harapan saya untuk tahun 2018 terutama pada harga sembako, semoga saja apa yang menjadi kebutuhan pokok dari masyarakat indonesia sendiri dapat terpenuhi tanpa adanya proses impor. Selain itu, produk sembako juga harus yang murah, dan tidak langka. Sedangkan, pada sektor lapangan pekerjaan, saya harap makin banyak industri yang dapat menyerap para calon pekerja.


Tanggung Jawab
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.  Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang  bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan  melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR,  Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.


Pengabdian
Program Sosial Bank Indonesia atau PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati sosial Bank Indonesia untuk berkontribusi dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat. Melalui program sosial, Bank Indonesia juga berupaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan Bank Indonesia.

Kontribusi yang diberikan sejak tahun 2005 tersebut, kini memasuki babak baru. Sejalan dengan program transformasi Bank Indonesia, PSBI juga berubah. Perlahan-lahan mulai meninggalkan paradigma filantropi, menuju pemberdayaan berkelanjutan yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan di masyarakat. Lebih spesifik, PSBI kini difokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan pada penguatan ekonomi rumah tangga.


Bank Indonesia meyakini, bahwa sektor rumah tangga berperan penting dalam pilar ekonomi nasional seperti halnya sektor swasta dan pemerintah. Rumah tangga yang kuat secara ekonomi dan edukasi secara agregat dapat mendukung pencapaian stabilitas ekonomi, khususnya melalui pencapaian inflasi yang rendah dan terkendali.

 


Dengan semangat Dedikasi Untuk Negeri, Bank Indonesia didukung 45 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi, berempati dan peduli dalam membantu mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi di masyarakat yang dapat memberikan nilai bagi negeri dan institusi.

PSBI meliputi dua jenis program, yakni Program Strategis dan Kepedulian Sosial. Program Strategis mencakup program pengembangan ekonomi dan program peningkatan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang tujuan dan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Sementara Program Kepedulian Sosial, merupakan kegiatan kepedulian atau empati terhadap permasalahan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, keagamaan, dan penanganan musibah dan bencana alam. 

Tahun 2016, PSBI memiliki tema strategis tahunan "Mendukung Pemulihan Ekonomi Mendorong Pembangunan Ekonomi yang Kuat, Berkesinambungan dan Inklusif"


Dalam rangka mendukung fokus pemberdayaan kepada ekonomi rumah tangga, Bank Indonesia juga mengimplementasikan Program Unggulan yang terdiri Program Indonesia Cerdas dan Program Pemberdayaan Perempuan. Program Unggulan ini diharapkan dapat menjadi identitas dari Program Sosial Bank Indonesia.



Cita Cita dan Kebijakan
Gubernur BI juga menyampaikan tiga prinsip kebijakan pengelolaan ekonomi yang sehat sebagai landasan dalam mencapai sasaran tersebut. Prinsip pertama adalah kebijakan yang berkesinambungan (sustainable). Artinya suatu kebijakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, tapi juga harus diarahkan untuk horizon waktu lebih panjang. Prinsip kedua adalah kebijakan yang konsisten. Hal ini berarti kebijakan harus tetap selaras dengan landasan filosofis yang mendasari dikeluarkannya kebijakan tersebut, konsisten antar waktu, konsisten antar sektor, konsisten antara pusat dan daerah, serta konsisten antar daerah. Kebijakan yang konsisten akan meningkatkan kredibilitas dan efektivitas kebijakan serta memberikan kepastian yang menunjang iklim dunia usaha. Prinsip ketiga adalah sinergi kebijakan, yakni sinergi antara pemangku kebijakan baik di pusat dan daerah termasuk sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan dampak positif berganda pada kebijakan yang ditempuh.

Selain itu, BI juga menggarisbawahi perlunya prioritas kebijakan dalam mencapai visi dan sasaran antara tersebut. Menurut BI, terdapat empat kebijakan yang perlu ditempuh. Pertama, kebijakan memperkuat ketahanan dan kemandirian energi dan pangan, serta ketersediaan air. Kedua, kebijakan industrialisasi di berbagai sektor. Ketiga, kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik. Dan terakhir, kebijakan penguatan sektor keuangan.


Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi pengawasan terhadap Bank Indonesia tidak terlepas dari kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga publik yang independen dalam tatanan kenegaraan Indonesia. Pengawasan terhadap Bank Indonesia dilakukan sebagai perwujudan mekanisme saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) antar lembaga negara. Hal tersebut diperlukan untuk mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia kepada publik.
Dalam penerapan pengawasan dan kebijakan tersebut membuat bank Indonesia semakin dekat dengan masyarakat dan memperbaiki segala kekurangan yang ada. Karena masukan dari anda untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia.


Keadilan, kejujuran, kesetiaan, profesionalisme
Undang-Undang tentang Bank Indonesia menuntut adanya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap pelaksanaan tugas, wewenang dan anggaran Bank Indonesia. Akuntabilitas dan transparansi yang dituntut dari Bank Indonesia tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang berkepentingan dapat ikut melakukan pengawasan terhadap setiap langkah kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia (checks and balances).

Sesuai amanat Undang-Undang, DPR merupakan pihak yang diberikan kewenangan secara konstitusi untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap lembaga negara lain, termasuk Bank Indonesia. Sesuai hakekatnya, kontrol legislatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan melalui peningkatan responsivitas terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat, mengawasi penyalahgunaan kekuasaan Pemerintah melalui investigasi, dan menegakkan kinerja lembaga negara.


Refrensi :
https://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/peran-bi/peran/Contents/Default.aspx
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/bi-dan-publik/bi-peduli/program/Contents/Default.aspx
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_178715.aspx
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/governance/structure/pengawasan/Contents/Default.aspx
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/governance/structure/pengawasan/Contents/Default.aspx